Risalah 2015: Mulai dari 2 kali Hampir Kehilangan Motor dan Berhasil Menerbitkan Buku!

Apa yang Sudah Kamu Capai Tahun ini?

Tahun sudah akan berganti sebentar lagi. Dan saya yakin pasti tidak sedikit dari kita yang sudah merasakan hal luar biasa di tahun ini. Yah… Suka-duka memang akan selalu berdampingan dan itu tidak akan bisa kita gugat lagi. Tetapi, paling tidak, saya yakin akan selalu ada hal-hal yang begitu membekas di sepanjang tahun 2015 di benak kita. Entah itu sesuatu yang menyenangkan atau malah memilukan. Dan, bagi saya, pengalaman tetap saja pengalaman dan akan sangat sayang bila tak diguratkan dalam sebuah catatan, meski pengalaman paling memilukan sekalipun. Sebab, bagaimanapun, perjalanan hidup kita ini tak lebih dari catatan sejarah di kemudian hari, yang bisa terlupakan dan hilang tanpa makna, bila tak diguratkan dalam sebuah tulisan.

Nah, karena itulah, kali ini saya ingin merangkai segelintir hal yang begitu membekas di benak saya selama dua semester ini. Mulai dari hal memilukan sampai hal paling membahagiakan yang tak sempat saya bayangkan sebelumnya. Dan, mungkin, akan lebih baik bila saya memulai risalah sepanjang tahun ini dengan hal-hal memilukan lebih dulu. Bukan apa-apa. Saya hanya berharap agar segala sesuatunya dalam hidup ini akan berakhir bahagia apa pun yang terjadi. Karena itu, biarkan hal memilukan mengetuk di awal dan kebahagiaan yang menepisnya kemudian…


Dua kali Hampir Kehilangan Motor!

Pantauan CCTV kantor. Tragedi Pertama
Tahun 2015 adalah tahun spesial buat saya. Karena di tahun inilah untuk pertama kalinya saya mulai mencicil kendaraan pribadi, walau motor matic. Dan naasnya, di tahun yang sama juga saya hampir kehilangan motor itu sampai dua kali! Untuk pengalaman ini saya sudah pernah menulisnya dan kalian bisa membacanya di sini: Kerjanya Polisi itu APA??!!!

Tragedi Kedua
Hal itu sangat membekas di benak saya, karena bagi saya pribadi, ini adalah pertama kalinya motor saya benar-benar menjadi ‘korban’ para pencuri motor. Dan, untungnya, saya belum menjadi korbannya. Karena seumur-umur, selama saya mulai diberikan kendaraan oleh orangtua sejak SMA hingga kuliah, belum pernah sekalipun saya mengalami hal semacam ini. Apalagi, di kesempatan kedua saya benar-benar memergoki si maling dan untuk pertama kalinya saya diacungkan senjata apiwalau akhirnya si maling lebih memilih melarikan diri. Bisa dibayangkan bagaimana kalutnya saya saat itu. Antara kesal dan geram kepada si maling, juga pasrah dan bersyukur sebab motor tidak jadi dibawa lari dan saya tidak diberondong sebutir pun peluru.

Gagal Memposting Lebih Banyak Tulisan di Blog

Kalau hal ini sebetulnya sih tidak terlalu membekas dalam diri saya. Tetapi, bagaimanapun, ini adalah sesuatu yang bisa mengurangi kesempurnaan tahun 2015 bagi saya. Karena postingan saya di tahun 2015 jauh menurun dibandingkan tahun 2014. Yah… semoga saja di tahun 2016 saya bisa lebih rajin mewarnai blog saya dengan berbagai postingan menarik.

6 kali Ditolak oleh Penerbit


Salah satu penolakan yang saya terima
Mungkin angka penolakan yang saya terima dari penerbit di tahun ini masih tergolong sedikit kalau dibandingkan dengan Alit Susanto, J.K Rowling, atau bahkan C.S Lewis yang, katanya, pernah sampai 64 kali menerima penolakan! Angka 6 ini pun agaknya belum pasti, karena bisa jadi kurang dari itu. Saya kurang ingat pasti. Mungkin karena saya sudah mulai terbiasa pada penolakan dari penerbit, hehehe… Tapi yang saya ingat, di tahun 2015 ini saya sudah pernah mengajukan naskah saya ke Gagas Media, Media Kita (dua kali), Bentang Pustaka (dua kali), dan Alvabet. Dan kalau dihitung-hitung dari tahun 2014, mungkin saya sudah hampir 7 kali ditolak oleh penerbit.


Tahu atau kenal editor, belum tentu menjamin naskah kamu mudah diterima
Salah satu kiriman yang tak kunjung berbalas :'(

Dan sepertinya, hal-hal memilukan di tahun 2015 yang cukup membekas di benak saya sudah tertuliskan semua. Nah, sekarang mari berlaih ke momen-momen luar biasa dalam hidup saya di tahun ini:

Serba Pertama kali: Mendapatkan Gaji, Memberikan Uang ke Orangtua dan Mencicil Motor

Tahun 2015 menjadi tahun yang spesial karena di tahun inilah untuk pertama kalinya saya menerima gaji. Meski bukan sesuatu yang terlalu membanggakankarena sebetulnya saya ingin menerima uang dari sebuah buku yang saya tulis sendiritetapi bagaimanapun saya sangat senang, karena akhirnya di tahun ini juga saya sudah bisa memberikan uang dari jerih payah saya sendiri kepada orangtua. Dan sebagaimana yang saya tuliskan sebelumnya, di tahun ini pula untuk pertama kalinya mulai mencicil motor sendiri.

Mendaki Gunung Hari Sabtu dan Senin Langsung Kerja


Bersama rombongan yang baru kenal
Mungkin buat anak pecinta gunung, mendaki di hari Sabtu dan pergi bekerja di hari Seninnya adalah hal biasa. Tetapi, karena saya baru dua kali mendaki, maka hal semacam itu merupakan pengalaman yang cukup membekas di benak saya. Meskipun hanya mendaki Gunung Papandayan, yang dalam waktu 4-5 jam saya berhasil mencapai puncaknya, tetapi toh mendaki gunung tetap saja melelahkan. Apalagi kalau sepulangnya dari alam kita langsung berutinitas seperti biasanya: bekerja.

Liburan Gratis ke Bali dan Menginap di Ritz-Carlton




Ini adalah salah satu pengalaman paling tak terlupakan bagi saya pribadi di tahun ini. Bukan hanya karena bisa berlibur ke Bali dan menginap di hotel mewah dengan cuma-cuma, tetapi juga perjuangan yang dihadapi turut menjadikan pengalaman ini sangat membekas bagi saya.
Sebetulnya, bagi saya kepergian ke Bali bukan murni berlibur, melainkan sebuah tugas. Yah… sebagai seorang wartawan saya diundang oleh PT Epson Indonesia untuk turut serta di perayaan 15 tahun PT Epson Indonesia yang akan dihelat di Nusa Dua, Bali. Itulah mengapa saya bisa pergi ke Bali dengan cuma-cuma. Tetapi, ternyata, untuk pergi ke sana dibutuhkan perjuangan juga.

Bukan perjuangan karena mendapatkan tantangan dari pihak Epson untuk bisa mendapatkan tiket ke Bali atau semacamnya, melainkan tantang langsung dari alam. Kalau tidak salah, jadwal keberangkatan kami (para wartawan) ke Bali di tanggal 5 November pukul 07.15 pagi. Dan beberapa hari sebelumnya, Gunung Barujari erupsi. Memang, sejak berita erupsi Gunung Barujari saya sudah dihubungi oleh pihak Epson untuk dipastikan bila jadwal keberangkatan tidak akan berubah. Karena itulah, di tanggal 5 November saya pun tetap berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Di bandara, saya yang sudah tiba sejak pukul 6 pagi sudah ditunggu oleh salah seorang pihak Epson. Selanjutnya, beberapa rekan wartawan yang diundang pun mulai bermunculan. Di awal, kami sempat diberitahu bila ada kemungkinan penerbangan kami akan delay. Apalagi mengingat penerbangan langsung ke Bali dan Lombok sudah ditutup sejak tanggal 3 November. Tetapi, pihak Epson saat itu memiliki dua opsi, di mana opsi kedua adalah melakukan perjalanan dengan pesawat dan turun di Surabaya, sebelum kemudian melanjutkan lewat darat untuk mencapai Bali. Hal itu pun yang dialami oleh pihak Epson yang sudah lebih dulu berangkat menuju Bali.

Saat itu, saya dan rekan wartawan lainnya diminta menunggu di sebuah lounge di bandara. Memang, saya akui bila Epson betul-betul total dalam mengemban tanggung jawabnya selaku penyelenggara acara yang mengundang kami. Karena itulah, meski kami harus menunggu kepastian jadwal keberangkatan sampai pukul 10 pun tidak merasa masalah. Malah kami tenang-tenang saja.

Tetapi, rupanya, alam memang tidak pernah bisa dilawan. Setelah hampir 5 jam menunggu, kepastian tentang keberangkatan kami pun tiba. Penerbangan dibatalkan. Yap! Hari itu ada kabar bila Bandara Juanda, Surabaya, ditutup karena tidak mampu lagi menampung pesawat. Sebab, semenjak Gunung Barujari Erupsi, semua penerbangan yang menuju Lombok dan Bali dialihkan ke Surabaya. Masih ingat juga di benak saya saat itu bagaimana salah seorang pihak Epson yang mengurusi keberangkatan kami, dan kebetulan kesemuanya adalah perempuan, mengabari penundaan penerbangan itu dengan berlinang air mata. Yang saya tangkap dari ucapannya, ia begitu menyesal sebab tak mengira bila keberangkatan tidak sesuai rencana. Apalagi semuanya telah dipersiapkan oleh Epson untuk momen besarnya. Ya, saat itu kami pun dipersilakan kembali pulang dengan dibekali voucher taksi dan diminta untuk menunggu kabar selanjutnya. Maka saya pun memutuskan untuk menuju rumah, sebelum kemudian kembali ke kantor.

Sekitar pukul 2 siang saya sudah di kantor dan saya memutuskan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan lebih dulu.  Tetapi, pada pukul 4 sore kami diberi kabar lewat group Whats App bila Bandara Ngurah Rai, Bali sudah beroperasi. Pihak Epson pun menanyakan apakah kami bersedia kembali ke bandara dan terbang malam itu juga, pukul 19.45 kalau saya tak salah ingat. Luar biasanya, teman-teman wartawan antusias menyanggupi dan karena itulah, saya pun segera beranjak dari kantor, kembali ke rumah (kebetulan perjalanan dari kantor ke rumah saya atau sebaliknya sekitar 30-45 menit), lalu bergegas mencari taksi menuju bandara.

Di sepanjang jalan saya sudah waswas akan ditinggal pesawat karena jalanan cukup padat saat itu. Tapi untunglah, karena supir taksi mengerti bila saya harus segera tiba, sekitar pukul 18.30 saya pun sudah tiba di bandara. Saya bersama rekan-rekan wartawan lainnya kembali bertemu dan menunggu di sebuah lounge seperti pagi tadi. Tetapi, rupanya, ketika sampai di sana, penerbangan menuju Bali pun masih diusahakan oleh pihak maskapai. Kebetulan saat itu kami akan terbang dengan Garuda. Lagi-lagi, kami pun menunggu.


Menunggu di lounge Garuda
Setelah menunggu sampai sekitar pukul sepuluh malam, kami yang sudah mulai mengantuk pun diminta untuk masuk ke lokasi boarding pass. Saat itu, saya kira kami akan segera berangkat, namun ternyata tidak. Di sana, kami pun harus menunggu lagi. Kalau boleh dibilang, saat itu saya sama sekali tidak merasa bosan, kesal atau marah. Mungkin karena pada saat itu saya bisa merasakan kehangatan dan keakraban bersama rekan-rekan wartawan lainnya. Selain itu, saya juga melihat bagaimana pihak Epson betul-betul turun tangan untuk menemui pihak maskapai Garuda agar segera bersedia menyediakan pesawat untuk kami terbang ke Bali. Dan, untungnya, pesawat yang diminta pun sudah disediakan.

Pukul sebelas malam kami pun diminta menuju ruang tunggu penerbangan. Tetapi, betul-betul nasib, baru lima belas menit kami duduk di sana, pihak maskapai mengabarkan bila penerbangan kembali ditunda. Saat itu saya kurang tahu apa alasannya. Tetapi, sepertinya, karena ketiadaan pilot yang bertugas. Terpaksa, kami dan para penumpang lainnyayang bukan berasal dari rombongan kamiharus keluar dari ruang tunggu dan kembali menemui pihak maskapai. Lagi-lagi, saat itu saya melihat bagaimana pihak Epson berbicara kepada pihak Garuda. Perempuan-perempuan yang tangguh. Bahkan mereka begitu menekan pihak Garuda agar sudi memberikan kepastian keberangkatan. Dan setelah kami menunggu, pihak Garuda pun memberikan kepastian bila kami akan terbang pukul 4 pagi.


Pemandangan dari lobi utama Ritz-Carlton

Suasana Kamar
Dan inilah saya... *abaikan saja*
Setelah mendapati kabar itu, pihak Epson sempat bertanya kepada kami, apakah kami ingin beristirahat di bandara atau di hotel. “Kami akan carikan hotel,” begitu kalimat yang terlontar dari salah seorang pihak Epson. Namun, saat itu saya bersama rekan-rekan wartawan lebih memilih untuk beristirahat di bandara saja. Efisiensi waktu, itulah alasannya. Maka kami yang berjumlah sekitar 40 orang pun dibagi menjadi dua untuk beristirahat di sebuah lounge yang sudah disediakan oleh pihak Garuda. Dan Alhamdulillah, pada pukul 4 pagi kami benar-benar terbang menuju Bali.
Meskipun harus berada di bandara hampir satu hari penuh, bahkan tidur di sana, namun pada akhirnya saya pun bisa menginjakkan kaki ke Bali dan menginap di sebuah hotel mewah (Ritz-Carlton). Sungguh, baru kali itu saya bisa berendam di kamar mandi sembari menonton televisi. Hahaha….

Berkesempatan Menulis Buku dan Karya yang Dibukukan

Sebagaimana cita-cita saya yang ingin menjadi seorang penulis novel, inilah pengalaman yang paling membekas di benak saya. Dan inilah mengapa tahun 2015 menjadi salah satu tahun yang begitu bermakna untuk saya. Karena di tahun ini dua cerpen saya telah dibukukan. Bahkan di tahun ini juga saya berkesempatan menuliskan sekaligus menerbitkan buku non-fiksi!

Untuk buku non-fiksi, kesempatan itu datang ketika saya mulai bekerja di tempat saya bekerja saat ini. Mungkin, sebab merasa cocok dengan gaya penulisan saya, pihak perusahaan pun meminta saya untuk ambil bagian dalam penulisan proyek buku pertama mereka. Saat itu, saya diminta menuliskan sekitar 7 mini autobiografi para pengusaha, yang akan masuk di dalam buku 20 Wirausaha UKM Sukses. Di bulan Februari buku ini pun resmi launching dan beredar di Gramedia. Tentunya, pengalaman menulis buku non-fiksi untuk pertama kalinya menjadi sebuah tantangan sekaligus hal yang menyenangkan buat saya.

Setelah itu, dalam kurun waktu yang relatif dekat, cerpen saya yang berhasil terpilih lewat sebuah sayembara resmi dibukukan oleh Bentang Pustaka dalam buku Jatuh Cinta Diam-Diam 2. Mungkin kamu sudah tahu buku itu. Ya, salah satu cerpen saya berhasil masuk untuk menghiasi buku itu. Untuk yang belum tahu, silakan untuk membeli bukunya atau silakan untuk membaca cerpen saya yang ada di buku itu di sini: Senja di Ujung Jalan.

Masih dalam waktu yang tak terlampau jauh, salah satu cerpen saya kembali dibukukan. Masih dengan metode sama: sayembara, cerpen saya dibukukan oleh penerbit indie, yakni Leutikaprio pada buku Antologi Cerpen Kado Terindah untuk Ibu. Bila kamu belum pernah tahu, kamu bisa membeli bukunya langsung di sini: atau kami bisa membaca cerpen saya yang masuk di buku itu di sini: Lebih dari Sekedar Benda.

Dan sebagai penutup tahun ini, saya kembali dipercaya untuk menuliskan sebuah buku non-fiksi. Masih bertemakan sama: autobiografi 24 pengusaha muda. Buku Indonesia Successful Young Entrepreneur pun resmi dilaunching pada 27 November 2015. Dan kamu bisa mendapatkan buku Indonesia Successful Young Entrepreneur dan 20 Wirausaha UKM Sukses di Gramedia (andai belum kehabisan).

Itulah tadi risalah dari setiap momen paling luar biasa yang saya dapati di tahun ini, mulai dari dua kali hampir kehilangan motor sampai mendapati kesempatan menulis dan menerbitkan buku! Betul-betul pengalaman dan guratan pena kehidupan yang sangat berwarna dan berkesan untuk saya. Dan risalah ini pun sengaja saya gubah untuk menjadi acuan bagi saya agar bisa menggapai hal yang lebih baik di tahun mendatang. Dengan begitu, maka risalah ini tidak akan pernah nirmakna. Sebab dengan adanya risalah ini, saya akan lebih terpacu untuk menciptakan mimpi yang lebih tinggi dan berusaha menggapainya di tahun depan. Dan, semoga saja, cita-cita saya untuk bisa menjadi penulis novel bisa terwujud di tahun mendatang. Ya, semoga.

Inilah risalah saya di sepanjang tahun 2015. Terima kasih sudah membacanya, karena secara tidak langsung kamu sudah mengikuti momen-momen yang amat berkesan dalam hidup saya di sepanjang tahun 2015 ini. Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Banyakkah hal-hal yang berkesan bagi kamu di tahun 2015 ini dan apa yang ingin kamu gapai di tahun mendatang? Kamu bisa ikut berkomentar di postingan ini…

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

4 Responses to Risalah 2015: Mulai dari 2 kali Hampir Kehilangan Motor dan Berhasil Menerbitkan Buku!

  1. ih keren euy, semangat terus cungkling, fighting ^^

    BalasHapus
  2. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus
  3. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Thanks karena udah mau mampir untuk membaca tulisan-tulisan gue di sini. Thanks juga buat yang udah mau berkomentar di comment box ini. Grazie!

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.